Selasa, 27 Oktober 2015

Manfaat dan Peranan Aplikasi Teknologi Informasi dan Komunikasi



MANFAAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM SEGALA BIDANG

1.    Aplikasi di bidang sains, Contohnya adalah aplikasi astronomi (perbintangan).


A.       DEFINISI ASTRONOMI
Secara bahasa, astronomi berarti "ilmu bintang". Sementara definisi umum astronomi adalah ilmu yang melibatkan pengamatan dan penjelasan kejadian yang terjadi di luar Bumi dan atmosfernya. Ilmu ini mempelajari asal-usul, evolusi, sifat fisik dan kimiawi benda-benda yang bisa dilihat di langit (dan di luar Bumi), juga proses yang melibatkan mereka.

Manfaat ilmu astronomi
1. Manusia jadi mengetahui pergerakan, penyebaran, dan karakteristik benda-benda langit.
2. Manusia dapat menentukan waktu dengan berpatokan pada matahari atau bulan.
3. Membantu manusia untuk menentukan arah mata angin.
4. Petunjuk fenomena alam (kejadian-kejadian alam) di bumi.
5. Prediksi cuaca. Dalam kehidupan sehari-hari mempelajari astronomi dapat berguna untuk
memprediksikan cuaca. Penerbangan dan pelayaran, misalnya. Harus dilaksanakan dalam
cuaca yang mendukung
6. Ramalan. Rasi bintang dan pergerakannya dapat diterjemahkan oleh ahli nujum dalam bentuk perkiraan-perkiraan yang tidak eksak.

Dengan manfaat dari ilmu astronomi tersebut, kita mengetahui alam semesta menyimpan jutaan rahasia yang bisa melampaui batas pikiran manusia. Tidak hanya mahasiswa atau pelajar yang tertarik untuk mengenal angkasa luar, masyarakat umum pun masih sangat tertarik tentang hal ini. Siapa yang bisa menebak ada apa saja diluar sana? Jalan-jalan ke luar angkasa? Itu sebagai mimpi bagi orang seperti kita. Kecuali seorang astronot, mungkin bisa jalan-jalan ke luar angkasa sana. Jangan berkecil hati, kita masih bisa mengetahui ada apa diluar sana, bagaimana sistem tata surya kita dan tata letak planet-planet serta bintang di angkasa melalui penerapan software di bidang astronomi. Berikut adalah software (aplikasi) yang bisa memandu kita atau memvisualisasikan angkasa luar yang ditampilkan di layar monitor untuk mempelajari objek objek benda langit serta simulasi pergerakan planet planet serta galaksi secara real time.

Berikut adalah aplikasi dan penerapan teknologi informasi dan komunikasi perbintangan:
1.      Asynx Planetarium
       Buat anda yang suka Planetarium, freeware ini akan sangat cocok dengan anda. Namanya Asynx Planetarium. Software ini mampu menampilkan langit malam dari semua lokasi yang ada di bumi ini dari tahu 1790 sampai dengan 9999. Tentu syaratnya anda harus tahu letak lokasi tersebut secara lintang dan bujur.. 
       Biarpun gratis, software ini memiliki database yang lumayan gede. Ada 10000 (sepuluh ribu) bintang dan planet yang ditampilkan. Ada juga 88 gugus bintang, fase dulan dari tanggal ke tanggal dari bulan ke bulan. Untuk menambah daya tariknya, planetarium ini juga memiliki animasi pergerakan tatasurya yang dapat dipercepat atau diperlambat gerakannya.
       Peta langit dan bintang ditampilkan dalam bentuk geocetrik atau heliocentrik, tinggal pilih saja. Planetarium ini cocok untuk siswa yang menyukai astronomi atau ingin sekedar mengetahui tentang tatasurya. Agar software ini dapat dijalankan dengan baik, komputer anda minimal haru memiliki kemampuan berpikir 1 GHz, OS windowa NT, 2000, Xp atau vista, resolusi monitor 800×600 pixel, dan 10 MB disk free pada komputer anda. 

2.      Celestia 1.5.1
   Celestia merupakan sebuah software gratis yang dapat digunakan sebagai referensi untuk belajar tentang astronomi dalam tampilan 3 dimensi (3D) , di software tersebut terdapat bumi , tata surya, galaksi bimasakti, rasi bintang, komet, dan berbagai unsur-unsur yang terdapat di jagatraya ini. Di software tersebut terdapat file demo dalam bentuk script yang bisa menjalankan animasi jagatraya saat di running. Serta bisa melakukan browse secara manual demikian pula terdapat add on yang tersedia di situnya yang bisa di download secara gratis kemudian dimasukkan ke direktori aplikasi celestia (masing-masing addon ditempatkan pada direktori yang berbeda , bisa dilihat pada manual addonnya).Semakin bayak addon yang terinstal semakin banyak fitur yan tampak dan bisa digunakan di software celestia anda.

3. CNebulax 
       CNebulax bisa dibilang aplikasi yang sangat cocok bagi para peminat astronomi yang sangat serius mendalami ilmu perbintangan. Jangan dulu putus asa melihat tampilannya yang rumit, karena terdapat panduan cepat mengenai penggunaannya diawal aplikasi. Untuk astronom pemula, aplikasi ini bisa dimanfaatkan untuk memantau pergerakan obyek langit yang umum seperti planet dan bulan, sekaligus menggali informasi detil mengenai setiap obyek.
   
4. CyberSky 
       CyberSky bisa dibilang memindahkan planetarium ke layar komputer kamu. Dengan beragam pengaturan serta opsi yang ada, para pemula bisa mempelajari antariksa dengan lebih menyenangkan. Begitu pula untuk para astronom, aplikasi ini akan membantu mereka mempelajari lebih dalam tentang hal-hal tersebut.CyberSky memiliki fitur animasi yang tidak hanya menyenangkan tapi juga berguna bagi kamu yang ingin belajar tentang pergerakan bulan, bintang, planet beserta benda angkasa lainnya secara virtual. Banyak sekali fitur yang ditawarkan, termasuk segala detail mengenai objek-objek langit.CyberSky menggunakan tampilan berwarna serta detail yang bagus. Kamu juga bisa melihat suasana langit, baik saat malam maupun siang hari. Suasana malam dibuat mirip dengan situasi sebenarnya, di mana terdapat banyak bintang serta bulan. Tidak hanya itu, kamu dapat pula melihat situasi angkasa berdasarkan pilihan tahun.

5. Hallo Northern Sky 
       Jangan remehkan tampilannya yang sederhana. Lihat fitur dan fasilitasnya lebih dalam, maka Anda bisa mengobservasi langit lebih leluasa. Sekilas tampilan ini mirip radar atau semacam grafik berisi titik-titik. Secara default, obyek-obyek langit yang tampil tidak ditampilkan secara detil dan 3 dimensi. Na,im jika Anda mengetik tombol Ctrl+F maka beberapa obyek langit ditampilkan sesuai aslinya dengan tekstur pelengkap.

2.      Aplikasi di bidang pemerintahan, Contohnya  adalah  e-government  dan  aplikasi inventarisasi  kekayaan milik negara (IKMN).


A. Definisi e-government
          World Bank (2003), e-government adalah penggunaan teknologi informasi oleh institusi-institusi pemerintah yang memungkinkan terjadinya transformasi hubungan dengan warga masyarakat, pelaku bisnis, dan sesama institusi pemerintah.
Pascual (2003), e-government didefinisikan sebagai penggunaan teknologi untuk meningkatkan akses dan pengiriman jasa atau pelayanan government untuk memberikan manfaat bagi masyarakat, pekerja, dan partner bisnis.
Dawes (2002), e-government merupakan penggunaan teknologi informasi untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah dengan memberikan manfaat bagi masyarakat dan menyediakan jasa atau pelayanan dari pemerintah kepada masyarakat.
Devadoss (2002), e-government sebagai pemanfaatan teknologi informasi seperti internet untuk mendukung, mempermudah, dan mengotomatisasi transaksi antara pemerintah dengan konstituennya (masyarakat), dunia usaha, dan pemerintah lainnya.
Turban et al.(2002), e-government sebagai penggunaan dari teknologi informasi secara umum dan e-commerce secara khusus untukn menyediakan kepada masyarakat (citizens) dan organisasi-organisasi akses yang menyenangkan terhadap jasa dan informasi pemerintah, menyediakan pengiriman jasa publik kepada masyarakat, partner bisnis dan pemasoknya dan kepada mereka yang bekerja di sektor publik.
          Isu Awal: “e-government adalah sebuah inisiatif sentral dan komprehensif oleh pemerintah dalam memberikan layanan publik berbasis Teknologi Informasi.” Hal ini diartikan bahwa penerapan teknologi informasi menawarkan cara baru dalam berkomunikasi dan berinteraksi (cakupan sempit). Dalam cakupan luas, e-government akan membawa transformasi dalam berkomunikasi dan berinteraksi bagi seluruh pihak yang terkait, baik secara vertical (antara pemerintah dan komponen masyarakat) dan horizontal (antara komponen masyarakat atau antar institusi pemerintah).

B. Karakteristik esensial e-government:
          1. Bentuk layanan secara elektronis (e-service)
          Kontribusi paling nyata dari teknologi komputer dan komunikasi dalam peran institusi-institusi pemerintah adalah automasi sistem-sistem dan proses-proses untuk mendukung pelayanan secara elektronis (e-service). Implementasi e-service, yang dicirikan dengan penerapan sistem-sistem informasi yang dapat diakses secara jarak jauh, memberikan dimensi baru terhadap hubungan antara pemerintah dan warga masyarakat dan pelaku bisnis melalui sistem pelayanan publik yang terintegrasi. Semua layanan publik didasarkan pada manajemen informasi yang terstruktur, konsisten, dan efisien.
2. Paradigma baru dalam komunikasi dan interaksi
e-government mendorong munculnya sebuah tatanan baru berbasis digital dengan cirri keterhubungan yang tinggi (highly interconnected). Penerapan e-government menjadi pernyataan penerimaan (acceptance) pemerintah dan segenap komponen masyarakat terhadap paradigm baru tersebut. Bagi semua pihak yang terlibat, komunikasi dan interaksi sangat diwarnai oleh tuntutan untuk bisa dimana saja (anywhere), kapan saja (anytime), dan seketika (instantaneous).
3. Efek internal yaitu transformasi model pengelolaan kegiatan penyelenggaraan pemerintahan.
e-service hanya dapat berjalan dengan baik bila didukung oleh sistemsistem informasi yang handal, efisien, akurat, dan aman. Pengelolaan sistem informasi secara elektronis memiliki cara pandang den mekanisme yang berbeda dibandingkan dengan pengelolaan secara manual.
4. Efek lateral yaitu munculnya interaksi horizontal secara elektronis.
Munculnya e-government akan merangsang hubungan horizontal antara warga dan pelaku bisnis, sesame pelaku bisnis, dan sesama institusi pemerintah untuk berkomunikasi dan bertransaksi secara elektronis pula.

C. Aplikasi e-government:
Aplikasi dari e-government dapat berupa hubungan berbentuk G2C (government to citizen), G2B (government to business), G2G (government to government), dan G2E (government to employees).
1. Ide dasar pada hubungan G2C (government to citizen) adalah pemerintah berinteraksi dengan masyarakatnya lewat media teknologi informasi. Masyarakat dapat berhubungan dengan pemerintah lewat rumah-rumah mereka. Pemerintah dapat memasukkan informasinya di web, menanyakan sesuatu dari pemerintah dan mendapatkan jawabannya, membayar pajak dan menerima bukti pembayarannya juga lewat web. Salah satu tujuan dari e-government adalah bagaimana jasa dapat dibangun di sekeliling konsumen bukannya seperti masa lalu yang dibangun di sekeliling pemerintahan itu sendiri. Pemerintah harus menyediakan jasa dari perspektif konsumen yaitu konsumen melihat jasa itu sebagai pemakai akhir sistem yang benar-benar membutuhkannya.
2. Pada hubungan G2B (government to business), bisnis (dunia usaha) merupakan pengguna produk informasi dari pemerintah (contohnya data perindustrian), bisa juga sebagai penjual dan sekaligus pembeli barang atau jasa pemerintah secara elektronik (e-procurement dan eauctions).
1. e-procurement
Pemerintah kenyatannya membeli banyak sekali bahan-bahan dari pemasok dan umumnya dilakukan secara tender (e-tendering) jika menggunakan teknologi informasi
Kegunaan e-procurement:
• Dapat digunakan untuk mempercepat persetujuan pembelian, melacak status pembelian, keberadaan barang dan persediaan, meningkatkan kemampuan untuk menangani barang dalam jumlah besar (Cohen & Eimicke, 2003)
• e-procurement mampu mengurangi biaya dan mempercepat proses transaksi pembelian atau pengadaan barang dan jasa karena pemerintah dapat melakukannya melalui internet.
2. e-auctions
Pemerintah banyak menjual kelebihan atau sisa habis pakai kepada masyarakat lewat sistem lelang (auction).
3. Hubungan G2G (government to government) merupakan hubungan aktivitas antar pemerintah yang biasanya antar unit-unit yang berbeda. Sekarang dipercaya harus ada cara terbaik untuk membawa departemen-departemen di pemerintah untuk dapat bekerja bersama-sama. Gerakan ini akan membantu departemen, agensi pemerintah dan pemerintahan lokal berkolaborasi dengan cara baru untuk dapat membantu masyarakatnya sehingga masyarakat mendapat bantuan tanpa harus tahu bagaimana struktur organisasinya secara detail.
4. Hubungan G2E (government to employees) merupakan hubungan informasi dan kegiatan antara pemerintah dengan semua pegawainya lewat sistem teknologi informasi. Pegawai dapat mengecek status kepegawaiannya setiap saat lewat situs yang disediakan.

D. Tujuan e-government:
Penerapan e-government memberikan beberapa manfaat sebagai berikut:
1. Mendorong terbentuknya pola kolaboratif di kalangan unit-unit pemerintah dan antar pemerintah daerah untuk mampu menciptakan nilai bersama.
2. Membantu mengintegrasikan pengetahuan (knowledge), informasi, dan aktivitas dalam proses pemerintahan.
3. Mengefisienkan (mempercepat persetujuan pembelian, mengurangi biaya, dan mempercepat proses transaksi pembelian atau pengadaan barang dan jasa langsung lewat internet (e-procurement dan eauctions).
4. Meningkatkan efektivitas (dapat melacak status pembelian, keberadaan barang dan persediaan dan meningkatkan kemampuan untuk menangani barang dalam jumlah besar) dalam proses transaksi pembelian atau pengadaan barang dan jasa langsung lewat internet (e-procurement dan e-auction).
5. Mengurangi biaya-biaya operasi, misalnya penurunan penggunaan dan penyimpanan kertas, dan penghematan biaya pos.
6. Meningkatkan transparansi kepada publik, contohnya: di Amerika Serikat, presiden Clinton lewat memorandum on e-government tanggal 17 Desember1999 memerintahkan 500 dokumen terpenting yang digunakan oleh masyarakat dipublikasikan secara on-line mulai Desember 2000.
7. Efektivitas kerja pemerintah dalam melayani masyarakat juga diharapkan meningkat dengan penggunaan e-government, karena jalur birokrasi juga bisa dipangkas dan pengawasan kerja dapat dikontrol oleh pemerintah atasannya dan masyarakat (e-controls).
8. Peningkatan kinerja melalui koordinasi dengan instansi terkait dan penggunaan data bersama (data sharing) yang lebih mudah, murah, dan cepat (e-sharing).
9. Memungkinkan pemerintah menyebarkan informasi kepada masyarakat dengan cepat dan biaya yang murah karena tidak memerlukan biaya cetak, perangko, dan amplop. Konsep ini disebut sebagai “virtual information space” (Stamoulis, et al., 2001).
10. Ikut berpartisipasi menyelenggarakan proses pemerintahan yang demokrasi. Partisipasi dan aspirasi masyarakat secara demokrasi dapat disalurkan dua arah secara lebih cepat (e-democracy).
11. Memberikan pendidikan kepada masyarakat lewat informasi dan pelatihan-pelatihan yang positif (e-learning).
12. Menyediakan akses publik terhadap informasi yang disediakan oleh pemerintah (e-access).
13. Membuat masyarakat nyaman berhubungan dengan pemerintah.

E. Permasalahan-permasalahan:
Permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam penerapan e-government dapat dikalompokkan dalam 2 sisi, yaitu dari sisi pemerintah sebagai penyelenggara e-government dan dari sisi pemakai (masyarakat, bisnis, dan karyawan).
Permasalahan-permasalahan dari sisi pemerintah adalah sebagai berikut:
1. Diperlukan lembaga tinggi pemerintah yang memikirkan, merencanakan, mengendalikan dan memberikan kebijakan proses egovernmentmsehingga penerapannya terarah dan paralel dengan visi dan misi pemerintah pusat.
2. Diperlukannya perundangan atau peraturan pemerintah untuk pelaksanaan e-government, supaya penerapannya terarah dan standar. Instruksi Presiden Repulik Indonesia nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-government telah diterbitkan pada tanggal 9 Juni 2003.
3. Diperlukan komitmen penyelenggara pemerintah untuk berubah dan mendukung, terlibat, dan berpartisipasi dalam perubahan-perubahan yang terjadi tersebut.
4. Permasalahan mengatasi “resistance to change” karena adanya politik informasi di dalam organisasi akibat hilangnya kekuasaan beberapa bagian atau orang karena tidak lagi memegang informasi.
5. Permasalahan untuk mengintegrasikan e-government sebagai hasil dari business strategic planning dan information systems strategic planning, sehingga penerapan e-government bersifat stratejik untuk menyiapkan pemerintah yang kompetitif dan digerakkan oleh visi dan misi yang inteligen.
6. Permasalahan untuk menerapkan e-government secara radikal dengan konsep Business Process Reengineering (BPR).
7. Permasalahan untuk merawat dan meningkatkan terus-menerus (continuous improvement) terhadap e-government yang telah dilaksanakan dengan konsep total quality management (TQM).
8. Permasalahan menerapkan konsep Sistem Teknologi Informasi (STI) secara menyeluruh yang disebut sebagai sistem informasi keperintahan (government information systems) tidak hanya menerapkan situs web untuk menampilkan fitur-fitur tentang suatu daerah, atau proses komunikasi massa melalui e-mail atau sekumpulan proses transaksi elektronis melalui internet saja.
          Permasalahan-permasalahan dari sisi pemakai adalah sebagai berikut:
1. Terjadinya kesenjangan digital (digital divide), yaitu kesenjangan dalam masyarakat dalam keempatannya menggunakan teknologi informasi dan internet.
2. Permasalahan yang sering dibicarakan dalam penggunaan internet adalah keamanannya terutama dalam hal menyangkut pembayaran secara elektronik.
3. Masalah privasi sekarang banyak diperbincangkan. Dengan tersedianya semua data di web dan dapat diakses oleh semua orang termasuk data pribadi kita.
          Menurut Accenture (2001: 8-9), ada lima
karaktaristik e-government yang unggul, yaitu:
(1) Visi dan Implementasi: mempunyai visi sejak awal dan mekanisme
implementasi yang baik/tepat.
(2) Berorientasi ke Pengguna/Warga masyarakat: pada umumnya, di awal
pengembangan e-government, informasi yang dipublikasikan disusun dan
diorganisasikan dengan mempertimbangkan cara pemerintah bekerja dan
memberikan layanan secara fisik. Pada e-government yang unggul, layanan
kepada publik atau warga masyarakat dirancang dengan mempertimbangkan
kemauan dan cara berpikir masyarakat umum, bukan berdasar cara kerja
lembaga-lembaga pemerintah. Dalam berkomunikasi dengan Pemerintah lewat
e-government, masyarakat tidak perlu tahu struktur organisasi dan tata laksana
pemerintah. Misal: untuk aplikasi IMB, cukup diklik tombol aplikasi, yang
juga untuk layanan aplikasi-aplikasi lainnya (tidak perlu tahu instansi yang
mengurusinya lalu mengklik tombol instansi tersebut).
(3) Menggunakan Manajemen Hubungan Masyarakat (Customer Relationship
Management/ CRM): Humas pemerintahan bergeser fungsinya bagaikan
humas dalam perusahaan jasa, dengan menggunakan teknik-teknik manajemen
informasi pengguna jasa, pemasaran, meminimalkan duplikasi pengumpulan
informasi dan pembuatan profil perilaku pengguna jasa dalam rangka
memprediksi kebutuhan di masa depan.
(4) Volume dan Kompleksitas/kerumitan: mampu menangani volume informasi
yang besar dengan kompleksitas tinggi (tapi masih nyaman dan nampak
sederhana atau tidak rumit bagi pengguna).
(5) Penggunaan Portal sebagai satu pintu masuk: memudahkan bagi
pengguna/warga masyarakat dengan tidak perlu mengunjungi situs tiap
instansi, cukup satu situs sebagai pintu masuk (portal) untuik mendapatkan
semua layanan yang diperlukan. Contoh: eCitizen Portal layanan dari
Pemerintah Singapura untuk
Lebih lanjut Accenture (2001: 10-15) menyarankan:
(1) Tujuan yang pada awalnya dipasang sering lebih cepat tercapai, sehingga
perlu ditetapkan tujuan yang lebih manantang dan memotivasi pengembangan
lebih lanjut. Contohnya: tujuan yang paling “dangkal” yang menyebutkan
setiap instansi mempunyai situs web akan segera tercapai dalam waktu
singkat. Bila tujuan dirumuskan untuk jangka panjang, maka perlu rumusan
sasaran-sasaran atau tujuan antara.
(2) Agar cepat mencapai keunggulan, e-government perlu dikembangkaan dengan
strategi “berpikir besar, mulai dengan yang kecil, dan ditingkatkan secara
cepat” (thinking big, starting small and scaling fast)—
           Pengembangan lebih lanjut e-government menjadi e-governance
Ø
Dalam pengembangan e-government, kita perlu mempertimbangkan bahwa egovernment
dapat dikembangkan lebih lanjut dan lebih luas ke e-governance.
Menurut Heeks (2001a: 2), e-governance diartikan sebagai pemanfaatan ICT untuk
mendukung pemerintahan yang baik (good governance). Lebih lanjut dijelaskan
bahwa e-governance mencakup:
(1) e-Administration: untuk memperbaiki proses pemerintahan dengan
menghemat beaya, dengan mengelola kinerja, dengan membangun koneksi
strategis dalam pemerintah sendiri, dan dengan menciptakan pemberdayaan.
(2) e-Citizen & e-Services: menghubungkan warga masyarakat dengan
Pemerintah dengan cara berbicara dengan warga dan mendukung
akuntabilitas, dengan mendengarkan masyarakat dan mendukung demokrasi,
dan dengan meningkatkan layanan publik.
(3) e-Society: membangun interaksi di luar pemerintah dengan bekerja secara
lebih baik dengan pihak bisnis, dengan mengembangkan masyarakat, dengan
membangun kerjasama dengan pemerintah, dan dengan membangun
masyarakat madani.
(1) Otomasi: mengganti proses pengumpulan, penyimpanan, pengolahan,
penyampaian hasil atau informasi yang dilakukan oleh tenaga manusia dengan
proses dengan teknologi komunikasi dan informasi. Misal: otomasi fungsi
klerikal (tata usaha) yang ada.
(2) Informatisasi: mendukung proses yang kini dilakukan dengan tenaga manusia.
Misal: pengambilan keputusan beserta pengkomunikasian dan
implementasinya.
(3) Transformasi: menciptakan proses baru pengolahan informasi yang
dijalankan dengan ICT atau mendukung proses baru pengolahan informasi
yang dijalankan oleh tenaga manusia. E-government dalam jangka panjang
akan merubah cara kerja pemerintah, menggeser cara kerja tradisional dengan
cara kerja elektronis yang lebih efisien dan efektif.
Dengan ketiga cara tersebut diharapkan pemerintahan dapat lebih efisien, dalam arti
dapat lebih murah, dapat berbuat lebih banyak, dan dapat bekerja lebih cepat. Selain
itu, pemerintahan diharapkan dapat lebih efektif, dalam arti: dapat bekerja lebih baik
dan inovatif.
          Kunci keberhasilan e-Government terletak pada ketelitian kerja operator. Keteledoran operator pemasukkan data secara langsung akan mengurangi nilai kebenaran laporan yang dihasilkan. Selain itu, operator pemeliharaan sistem sehari-hari juga harus bekerja dengan ketelitian dan disiplin tinggi. Keterlambatan membuat data cadangan dapat berakibat fatal apabila terjadi masalah pada data aktif. Prosedur penyimpanan data cadangan dan bila perlu mengembalikan ke sistem utamanya perlu dibakukan agar layanan tidak terganggu telalu lama bila terjadi masalah.Berikut penunjang berjalan lancarnya penerapan aplikasi E-Goverment , sebagai berikut:

A.  PERANGKAT LUNAK
     Spektrum pengembangan perangkat lunak melebar mulai dari yang sangat umum dalam pengertian serbaguan (general purpose) sampai yang sangat khusus seperti pencetakan kuitansi pembayaran listrik di blangko khusus yang sudah tersedia.
Untuk pekerjaan yang sudah terdefinisikan dengan baik dan tidak banyak perubahan dalam jangka waktu yang lama, lebih baik kita menggunakan perangkat lunak khusus. Dengan perangkat lunak khusus, kesalahan operasional bisa diminimalkan.

B.   SISTEM OPERASI
     Sistem operasi adalah perangkat lunak yang berhubungan dengan manajemen perangkat keras yang digunakan. Ada 4 komponen utama sistem operasi yang berhubungan dengan operasional hardware: input/output, data storage, manajemen proses dan komunikasi. Input/output menangai perlatan pemasukan data seperti keyboard, scanner dan mouse; dan peralatan penyajian data seperti layar monitor dan printer.
Data storage menangai penyimpanan data baik yang terpasang permanen seperti memori utama dan hardisk maupun yang bersifat sementara seperti CDROM, flashdisk, dan floppydisk. Manajemen proses mengatur perjalanan program-program aplikasi terutama dalam penggunaan peralatan perangkat keras yang tersedia. Terakhir,modul komunikasi mengatur penggunaan peralatan komunikasi seperti jaringan kabel ethernet, Wi-Fi (tanpa kabel) maupun komunikasi jarak dengan dengan sinar inframerah atau gelombang radio terbatas (misalnya teknologi blue tooth).
Perangkat keras paling banyak digunakan saat ini adalah PC berbasis arsitektur Intel ix86. Sistem operasi yang paling populer untuk perangkat keras ini adalah keluarga Windows dari Microsoft diikuti Linux dari masyarakat pengemban Opensource. Keseragaman sistem operasi memberikan banyak kemudahan antara lain keserderhanaan proses pelatihan serta pemeliharaan sistem. Penyebaran virus, worm dan spam saat ini sering memberi lebih banyak masalah dibanding kemudahan yang diberikan oleh keseragaman sistem operasi.

C.   PERANGKAT LUNAK SERBAGUNA
     Perangkat lunak serbaguna sering dikaitkan dengan produk perangkat lunak popular yang boleh dikatakan terpasang di hampir semua PC yang ada yakni sistem Office darn Microsoft. Saat ini pengguna komputer mengenal Office dama bentu 3 produk: Word (olah naskah), Exel (olah tabel) dan PowerPoint (olah tayangan presentasi). Produk ke 4 yakni Access (olah data) tidak terlalu populer karena sifatnya tidak se- “serbaguna” dibanding 3 produk tersebut sebelumnya. Pada dasarnya, perangkat lunak serbaguna banyak dimanfaatkan untuk menggantikan mesin ketik dan mesin hitung untuk menghasilkan laporan-laporan yang diperlukan sehari-hari.
Sebagai contoh, daftar gaji dapat dicetak dengan menanfaatkan program olah angka. Dengan perangkat lunak ini, data gajipokok dan tunjangan diketikkan pada posisi tertentu. Beberapa angka turunan sepert total, sub total dan tunjangan-tunjangan tertentu secara otomatis bisa dimunculkan dengan sekali memasukkan rumusnya.
 
D.  PERANGKAT KERAS
     Secara umum, perangkat keras sistem informasi, termasuk e-Goverment terdiri dari peralatan pemasukan data, peralatan penyajian data, peralatan penyimpanan data dan peralatan pengolahan data. Peralatan pemasukan data dan penyajian data dapat menyatu misalnya pada yang kita kenal dengan istilah Terminal Kerja (work station). Dalam perkembangannya, jaringan komunikasi data menjadi bagian standar dari sistem informasi.

E.   INPUT OUTPUT
     Peralatan pemasukan dan penyajian data standar adalah terminal kerja yang terdiri dari keyboard dan monitor yang dilengkapi dengan pemandu posisi penunjukan di layar yang dikenal dengan istilah mouse. Untuk keperluan khusus misalnya mengagendakan surat masuk diperlukan scanner yang memisahkan tampilan kertas surat ke bentuk digital yang bisa dibaca dengan layar monitor.
Untuk membaca informasi sehari-hari, cukup digunakan monitor. Namun demikian sering informasi tersebut harus diserahkan ke pihak lain yang tidak punya akses ke sistem. Pada umumnya, informasi dicetak ke kertas untuk dikirim. Pencetakan ke kertas bisa bersifat umum dalam pengertian ke kertas HVS ukuran kwarto atau folio, bisa pula bersifat khusus misalnya mencetak ke blanko isian dari percetakan yang telah memuat kolom-kolom tertentu untuk diisi seperti blanko kwitansi pembayaran listrik dan telepon.
Dalam perkembangannya saat ini mulai dicobakan peralatan komunikasi lain yang bisa dihubungkan ke sistem seperti akses data melalui kiriman teks SMS dengan ponsel atau pun akses data melalui telpon pada voice response sistem. Selain memberikan kemudahan pada masyarakat mendapatkan informasi, fasilitas komunikasi tambahan ini bisa pula digunakan untuk menggali dana yang pada gilirannya diperlukan untuk pengembangan e-Gov itu sendiri.

F.    JARINGAN
     Jaringan komputer adalah fasilitas untuk menyalin data dari satu komputer ke computer lain tanpa memindahkan media penyimpan data. Dengan fasilitas ini banyak hal bisa dilakukan. Dalam kaitannya dengan e-Government, jaringan komputer mutlak diperlukan bagi operator dan masyarakat luas untuk membaca informasi yang benar dan terbarukan. Informasi melalui selebaran hanya punya nilai kebenaran pada saat selebaran tersebut diedit. Dengan jaringan komputer, masyarakat bisa melihat informasi yang diturunkan langsung dari pusat data pemerintahan.
Disamping untuk membaca data, jaringan komputer juga diperlukan untuk memasukkan data. Dengan jaringan, kejadian di suatu wilayah dapat direkamkan langsung ke sistem penyimpanan data di pusat pemerintahan. Dengan demikian, masyarakat luas langsung bisa mengetahui kejadian tersebut dengan akses ke pusat data.

G.  SERVER
     Yang dimaksud dengan server adalah komputer yang digunakan untuk memberikan layanan tertentu pada para pengguna komputer yang terhubung ke server tersebut. Layanan bisa diberikan secara langsung seperti pada server Web (melayani akses homepage melalui web browser) atau server printer yang memberi layanan perintah pencetakan naskah yang dikirim dari komputer lain.
Layanan bisa diberikan secara tidak langsung melalui server lain. Server basis data biasanya tidak langsung memberikan layanan data ke pengguna komputer namum melalui server lain misalnya web server. Karena pada umumnya server bekerja melayani banyak permintaan secara berbarengan dan dalam kurun waktu yang lama (bisa terus-menerus sepanjang tahun), kualitas server harus diperhatikan baik dari sisi keawetannya maupun kapasitasnya. Untuk itu sering dikehendaki server-server tersebut ditempatkan pada lokasi yang aman dan bersih. Keamanan harus diperhatikan di semua sisi: keamanan dari pencurian, kebakaran, keburukan kualitas pasokan listrik dan sebagainya.

H.  SISTEM INFORMASI TERINTEGRASI
     Ada 2 dimensi penyumbang kompleksitas e-Goverment: dimensi fungsional dan dimensi wilayah. Fungsi yang sama bisa mendapat perlakuan berbeda di wilayah yang sama. Sebagai contoh, tidak semua wilayah memiliki fasilitas teknologi komunikasi dengan kualitas yang sama.
Singkronisasi data dengan suatu kecamatan bisa dilakukan on-line karena sistemnya telah terhubung langsung bisa pula dilakukan offline bila belum ada koneksi secara langsung. Perbedaan ini bisa mengakibatkan perbedaan pelayanan ke masyarakat yang pada gilirannya bisa mengakibatkan perbedaan user interface.
 

I.     KONSISTENSI DATA
     Yang selalu harus dijaga adalah konsistensi data. Di banyak pemerintahan, masingmasing instansi bisa memberikan informasi tertentu, misalnya data jumlah penduduk yang berbeda satu sama lain. Perbedaan bisa disebabkan karena datanya yang memang berbeda (tidak terupdate secara berbarengan) atau sering karena ada perbedaan definisi. BPS cenderung akan memberikan data jumlah penduduk dalam pengertian jumlah orang yang bertempat tinggal di wilayah tertentu.
Dinas Pendapatan Daerah cenderung memberikan data berdasar pemegang KTP. Sering kita temui seseorang yang bertempat tinggal disuatu daerah memberikan pajak kendaraan bermotornya ke daerah lain karena plat nomor belum dimutasi. Untuk kepentingan pelaporan pajak, data pemegang KTP wilayah terntentu, tidak pedua dia bertempat tinggal di mana, lebih berharga dibanding data mereka yang bertempat tinggal diwilayahnya.

J.     STANDAR PROSEDUR PENGOPERASIAN
     Sering sistem tidak berfungsi secara optimal karena standar prosedur pengoperasiannya tidak tersosialisasikan dengan baik ke masing-masing pengguna. Tidak tersosialisasinya standar sering disebabkan karena tidak adanya standar itu sendiri atau ketidak cocokan standar dengan prosedur yang berjalan.

K. MASYARAKAT
     Selain aparat pemerintah, standar prosedur pengoperasian sistem e-Government harus difahami pula oleh masyarakat. Sebagai contoh, data laporan kerusakan jalan harus disertai keterangan jelas mengenai lokasi kerusakan yang bersangkutan. Tanpa informasi ini, laporan tidak dapat ditindaklanjuti. Demikian pula dengan otomasi pengambilan perijinan, memasukkan data persyaratan harus mengikuti prosedur yang baku agar sistem bisa memrosesnya.
     Sistem yang baik adalah sistem yang bisa memandu penggunanya sedemikian hingga tidak terjadi kesalahan penggunaan. Namun demikian, kita perlu berhati-hati dalam merancang panduan penggunaan sistem. Panduan yang berlebihan bisa menjengkelkan sehingga pengguna tidak merasa diuntungkan dengan panduan tersebut. Pada dasarnya, panduan on-line lebih baik daripada yang tercetak di kertas off-line. Namun demikian, untuk bisa memanfaatkan panduan on-line kita perlu panduah offline.

L.   APARAT PEMERINTAH
     Prinsip pemerintah sebagai penyedia jasa pemerintahankan dan regulator, harus sudah tercermin pada sistem e-Government yang terpasang. Pada prinsipnya dikehendakinsistem yang meminimalkan kontak orang-perorang antara pengguna jasa, dalam hal ini masyarakat luas dan penyedia jasa yang diwakili oleh aparat pemerintah. Agar sistem dapat berjalan lancar, setiap pengguna harus memahami standar prosedur pengoperasiannya.
     Dalam banyak hal, standar prosedur penggunaan sistem banyak dipengaruhi dan sekaligus mempengaruhi prosedur mendapatkan pelayanan pemerintah itu sendiri. Sebagai contoh, perjalanan data yang pada prosedur manual dibawa sendiri oleh masyarakat dari satu loket ke loket lain, pada sistem e-Gov, tidak ada lagi perjalanan data. Yang ada adalah fasilitas bagi semua petugas untuk membaca data yang sama dari segi kewenangan dan tugas masing-masing. Karena itu, penyusunan standar prosedur pengoperasian sistem lebih banyak diperlukan oleh pengembang sistem itu sendiri karena dari sisi pengguna, kesalahan prosedur dapat dicegah sejak proses pemasukan data yang paling awal.

M.      HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL
     Hak kekayaan intelektual bidang perangkat lunak komputer menjadi permasalahan umum. Permasalahan muncul karena kurangnya kesadaran bahwa harga lisensi perangkat lunak bisa lebih tinggi dari harga perangkat kerasnya. Kekurang pemafahaman ini menimbulkan persepsi bahwa dana yang tersedia lebih berharga digunakan untuk pengadaan perangkat keras dibanding perangkat lunak.
     Kalau kita perhatikan sebenarnya tidak jarang ditemui proyek-proyek pemerintah yang memberikan porsi pembiayaan perangkat lunak cukup besar. Agar dapat memahami penghargaan kita pada hak kekayaan intelektual, sudah waktunya kita coba lakukan penilaian atas kinerja atau nilai produk dari penggunaan sistem itu sendiri. Namun demikian harus berhati-hati dalam mengambil parameter nilai suatu produk. Sebagai contoh, layanan masyarakat yang nyaman sering diukur dengan kekuatan masyarakat membayar layanan tersebut secara langsung.
     Dalam banyak hal, pendapatan pemerintah dari kenyamanan pelayanan sering tidak didapat langsung dari proses pelayanan. Sebagai contoh, biaya untuk pengadaa fasilitas kemudahan menghitung dan membayar pajak tidak selayaknya dibebankan langsung pada penggunaan fasilitas itu sendiri namun bisa dibiayai dengan sebagian dari kenaikan pemasukan pajak. Apabila memang tidak punya potensi produk yang berharga, pengadaan perangkatkeras maupun lunak sudah selayaknya dipertimbangkan untuk ditunda.
     Apabila nilai produk kerjanya jelas, tidak perlu ragu-ragu untuk menganggarkan dana pengadaan lisensi penggunaan perangkat lunak. Apabila masih meragukan, patut dipertimbangkan untuk menggunakan produk-produk alternatif yang legal dan free seperti sistem operasi Linux dan sistem perkantoran OpenOffice. Hilangnya biaya pengadaan sistem dikompensasi dengan melaksanakan pelatihan penggunakan produk opensource.
Strategi Pengembangan E-government  
     Pencapaian tujuan e-government tidak dapat dilakukan secara instan. Perlu proses dan waktu yang panjang untuk mewujudkannya. Disinilah diperlukan adanya strategi untuk mencapai tujuan e-government secara efektif dan efisien.
Strategi pengembangan e-government dimulai dari proses pemilihan bupati/walikota dan pemilihan anggota DPRD. Masyarakat diharapkan memilih seorang bupati/walikota yang visioner. Seorang bupati/walikota yang visioner mampu melihat jauh ke depan. Dengan demikian maka bupati/walikota ini berorientasi pada peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat. Selain visioner, masyarakat hendaknya juga bupati/walikota yang mampu berpikir luar biasa. Dia mampu berpikir di luar dari kebiasaan. Hal ini sangat diperlukan untuk menembus sekat-sekat birokrasi yang selama ini berada dalam zona aman (comfort zone). Bupati/walikota seperti ini tidak hanya mengikuti aturan formal, namun juga mampu berinovasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.
Strategi lainnya, pada saat pemilihan anggota DPRD, masyarakat hendaknya memilih anggota DPRD yang benar-benar berorientasi pada kepentingan rakyat. Anggota DPRD yang benar-benar berorientasi pada kepentingan rakyat pasti akan berpikir bagaimana agar masyarakat dimudahkan untuk memperoleh pelayanan. Salah satunya adalah melalui pemanfaatan e-government ini.
Setelah bupati/walikota dan anggota DPRD terpilih, maka perlu dibuat jembatan untuk mewujudkan e-government yang dipikirkan oleh bupati/walikota dan anggota DPRD. Jembatan itu ada tiga, yaitu adanya pejabat dan aparat public yang menguasai e-government, peraturan daerah (perda) tentang e-government, dan APBD yang memuat anggaran dan kegiatan e-government. Pejabat dan aparat public yang menguasai e-government sangat diperlukan untuk menjabarkan visi dan misi bupati/walikota. Selain diperlukan penguasaan terhadap konsep e-government, juga diperlukan penguasaan terhadap teknik aplikasi e-government. Dengan didukung oleh pejabat dan aparat public yang mumpuni, maka diharapkan implementasi e-government diharapkan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat.
Perda tentang e-government diperlukan untuk dijadikan sebagai panduan dan grand design dalam pengembangan e-government. Semua kegiatan e-government diharapkan mengacu pada perda e-government guna kesamaan langkah dalam rangka integrasi system aplikasi e-government. Karena di dalam e-government ada beberapa aplikasi yang bekerja, maka kesamaan bahasa program menjadi sangat penting. Dan semua itu diatur di dalam perda tentang e-government.
Selama ini, kelemahan implementasi e-government adalah dalam hal dukungan anggaran. Oleh karena itu diperlukan adanya dukungan anggaran yang cukup untuk mengembangkan e-government. Hal yang perlu diperhatikan dalam penganggaran e-government ini adalah bagaimana anggaran tersebut tersebut bisa digunakan se-efisien mungkin dengan tetap mengacu pada tujuan penyelenggaraan e-government.
Ketika masuk dalam ranah implementasi e-government, maka diperlukan peran serta dari semua stakeholders, baik pemerintah, swasta, masyarakat, LSM, dan akademisi. Pemerintah mempunyai tugas yang jelas, yaitu sebagai penyelenggara e-government. Tugas swasta juga tidak kalah pentingnya. Misalnya perusahaan telekomunikasi mengemban tugas bagaimana memberi dukungan untuk mengimplementasikan e-government ini dengan memberikan kemudahan akses internet bagi masyarakat. Paket data yang murah tentu menjadi pilihan utama bagi masyarakat. Selain itu peran swasta untuk memberikan informasi tentang lowongan pekerjaan juga sangat membantu masyarakat agar mudah melihat peluang kerja. Hanya dengan membuka website pemda, masyarakat sudah dapat melihat lowongan kerja tanpa perlu pergi ke kantor pos, membeli koran maupun mendatangi perusahaan tersebut. Peran LSM adalah memberikan pendampingan kepada masyarakat dengan memberdayakan masyarakat untuk turut berpartisipasi secara aktif dalam e-government. Sedangkan peran akademisi adalah memberikan pelatihan kepada masyarakat untuk meningkatkan melek informasi. Dengan dukungan dari semua stakeholders ini maka diharapkan tujuan e-government dapat tercapai.
3. Aplikasi di bidang bisnis/ekonomi, Contohnya adalah e-business, e-marketing, e-commerce dan lain-lain.

A. Pengertian E-Commerce
     E-commerce atau bisa disebut Perdagangan elektronik atau e-dagang adalah penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti internet atau televisi, www, atau jaringan komputer lainnya. E-commerce dapat melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem manajemen inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis.
Industri teknologi informasi melihat kegiatan e-dagang ini sebagai aplikasi dan penerapan dari e-bisnis (e-business) yang berkaitan dengan transaksi komersial, seperti: transfer dana secara elektronik, SCM (supply chain management), e-pemasaran (e-marketing), atau pemasaran online (online marketing), pemrosesan transaksi online (online transaction processing), pertukaran data elektronik (electronic data interchange /EDI), dll. 


     E-dagang atau e-commerce merupakan bagian dari e-business, di mana cakupan e-business lebih luas, tidak hanya sekedar perniagaan tetapi mencakup juga pengkolaborasian mitra bisnis, pelayanan nasabah, lowongan pekerjaan dll. Selain teknologi jaringan www, e-dagang juga memerlukan teknologi basisdata atau pangkalan data (databases), e-surat atau surat elektronik (e-mail), dan bentuk teknologi non komputer yang lain seperti halnya sistem pengiriman barang, dan alat pembayaran untuk e-dagang ini.
     E-commerce pertama kali diperkenalkan pada tahun 1994 pada saat pertama kali banner-elektronik dipakai untuk tujuan promosi dan periklanan di suatu halaman-web (website). Menurut Riset Forrester, perdagangan elektronik menghasilkan penjualan seharga AS$12,2 milyar pada 2003. Menurut laporan yang lain pada bulan oktober 2006 yang lalu, pendapatan ritel online yang bersifat non-travel di Amerika Serikat diramalkan akan mencapai seperempat trilyun dolar US pada tahun 2011.
Dalam banyak kasus, sebuah perusahaan e-commerce bisa bertahan tidak hanya mengandalkan kekuatan produk saja, tapi dengan adanya tim manajemen yang handal, pengiriman yang tepat waktu, pelayanan yang bagus, struktur organisasi bisnis yang baik, jaringan infrastruktur dan keamanan, desain situs web yang bagus, beberapa faktor yang termasuk:
1. Menyediakan harga kompetitif
2. Menyediakan jasa pembelian yang tanggap, cepat, dan ramah.
3. Menyediakan informasi barang dan jasa yang lengkap dan jelas.
4. Menyediakan banyak bonus seperti kupon, penawaran istimewa, dan diskon.
5. Memberikan perhatian khusus seperti usulan pembelian.
6. Menyediakan rasa komunitas untuk berdiskusi, masukan dari pelanggan, dan lain-lain.
7. Mempermudah kegiatan perdagangan

Beberapa aplikasi umum yang berhubungan dengan e-commerce adalah:
* E-mail dan Messaging
* Content Management Systems
* Dokumen, spreadsheet, database
* Akunting dan sistem keuangan
* Informasi pengiriman dan pemesanan
* Pelaporan informasi dari klien dan enterprise
* Sistem pembayaran domestik dan internasional
* Newsgroup
* On-line Shopping
* Conferencing
* Online Banking
Perusahaan yang terkenal dalam bidang ini antara lain: eBay, Yahoo, Amazon.com, Google, dan Paypal. Untuk di Indonesia, bisa dilihat tradeworld.com, bhineka.com, fastncheap.com, dll.

B.     Model E-Commerce
     Model-model yang berkembang mengenai e-commerce, yang dengan demikian berlaku juga untuk eprocurement. E-procurement adalah salah satu pengembangan e-commerce yang mulai berkembang pada akhir abad-20 ini dan tidak diragukan lagi akan terus berkembang dengan pesat pada permulaan abad-21 ini. E-Procurement is a fully automated internet-based, self service application that streamlines the transactions between buyers and suppliers, and provides key information for strategic analysis.
Ada 4 model pokok yang berkembang dalam revolusi internet ini yang juga dinamakan the New Economy, yaitu :
     1. Business-to-Business (B2B)
Adalah model perusahaan yang menjual barang atau jasa pada perusahaan lain. Ini diperkirakan sedang berkembang dengan cepat dari segi volume dan nilai perdagangan, jauh melebihi model - model yang lain.
     2. Business-to-Cunsumer (B2C)
Ini adalah model perusahaan yang menjual barang atau jasa pada pasar atau publik.
Contoh misalnya Amazon.com Inc. (www.amazon.com) yang menjual buku, yang mempunyai koleksi tidak kurang dari 4,5 juta judul buku.
     3. Consumer-to-Consumer (C2C)
Ini adalah model perorangan yang menjual barang atau jasa kepada perorangan juga.
Contoh adalah eBay Inc (www.ebay.com), suatu perusahaan yang menyelenggarakan lelang melalui internet. Melalui perusahaan ini, perorangan dapat menjual atau membeli dari perorangan lain melalui internet.
     4. Consumer-to-Business (C2B)
Ini adalah model perorangan yang menjual barang atau jasa kepada perusahaan.
Contoh ialah Priceline (www.priceline.com), dimana konsumen menawarkan harga tertentu dimana ia menginginkan membeli berbagai barang dan jasa, termasuk tiket pesawat terbang dan hotel.
Dalam perkembangannya, perlu dibedakan antara B2B E-Commerce dan B2B Exchange. Keduanya memang menggunakan teknologi internet, namun mempunyai cara dan pasar yang berbeda, seperti dijelaskan di bawah ini.
a. B2B E-Commerce.
Bentuk ini menawarkan penjualan atau pembelian dalam bentuk maya tetapi oleh satu perusahaan pada perusahaan lain saja. Jadi tidak terbuka untuk banyak perusahaan agar dapat ikut.
b. B2B Exchange.
Sedangkan bentuk ini ialah padanan dari stock exchange misalnya, dimana transaksi terbuka untuk semua perusahaan yang mau melakukannya. Jadi B2B Exchange adalah suatu jaringan dimana banyak pembeli dan banyak penjual dapat bertemu di ruang perdagangan maya.
Mengenai cara pembayaran, sesuai dengan cara transaksinya sendiri, juga secara maya (virtual), apakah dalam bentuk L/C, money transfer, credit card, P-Cards atau instrumen lain.

C.     Pengertian E-Business
     Begitu banyak definisi tentang e-business yang terdapat dalam literatur dan internet. Berikut ini
adalah beberapa di antaranya:
a. E-business adalah praktek pelaksanaan dan pengelolaan proses bisnis utama seperti
perancangan produk, pengelolaan pasokan bahan baku, manufaktur, penjualan, pemenuhan
pesanan, dan penyediaan servis melalui penggunaan teknologi komunikasi, komputer, dan
data yang telah terkomputerisasi. (Steven Alter. Information System: Foundation of E-Business. Prentice Hall. 2002)
b. E-business meliputi semua hal yang harus dilakukan menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi (ICT) untuk melakukan kegiatan bisnis antar organisasi maupun dari organisasi
ke konsumen. (Sid L. Huff, dkk. 2000. Cases in Electronic Commerce. McGraw-Hill)
c. Penggunaan internet dan teknologi digital lainnya untuk komunikasi, koordinasi, dan
manajemen organisasi. (Kenneth C. Laudon dan Jane P. Laudon. 2001. Esssentials of Management Information Systems: Organization and Technology in Networked Enterprise. Prentice Hall)
d. E-business adalah mengenai penggunaan teknologi internet untuk melakukan transformasi
proses bisnis yang dilakukan. Bentuk e-business yang paling mudah terlihat adalah
pembelian barang secara online baik retail maupun grosir. (Samantha Shurety.1999. E-businesswith Net.Commerce. Prentice Hall)
e. Definisi e-business menurut IBM adalah sebuah pendekatan yang aman, fleksibel, dan
terintegrasi untuk memberikan nilai bisnis yang berbeda dengan mengkombinasikan sistem
dan proses yang menjalankan operasi bisnis utama dengan pemanfaatan teknologi internet.
f. Menghubungkan sistem teknologi informasi tradisional dengan internet akan menjadi
sebuah e-business. (Daniel Amor. 2000. The E-business Revolution. Prentice Hall)
g. E-business adalah mengelola bisnis di internet yang terkait dengan pembelian, penjualan,
pelayanan terhadap konsumen, dan kolaborasi antar rekan bisnis. Istilah e-business pertama
kali digunakan salah satunya oleh IBM pada tahun 1997. (SearchCIO.com)
h. Perusahaan di internet; Penggunaan internet untuk pengelolaan bisnis misalnya untuk
menghubungkan dengan konsumen, supplier, pekerja, dan rekan bisnis.; Perusahaan yang
menggunakan teknologi internet. (MSN Encarta)
i. Definisi e-business secara sederhana adalah penggunaan internet untuk berhubungan
dengan konsumen, rekan bisnis, dan supplier. Penggunaan internet menyebabkan proses
bisnis menjadi lebih efisien. Dalam penggunaan e-business, perusahaan perlu untuk
membuka data pada sistem informasi mereka agar perusahaan dapat berbagi informasi
dengan konsumen, rekan bisnis, dan supplier dan dapat bertransaksi secara elektronik
dengan mereka memanfaatkan internet.Beda e-business dengan e-commerce adalah ecommercehanya berupa transaksi secara elektronik di internet sedangkan e-business
termasuk juga pertukaran informasi secara online misalnya sebuah perusahaan manufaktur
membagi informasi persediaan bahan baku ke supplier, sebuah lembaga keuangan membagi
informasi tentang perbankan, credit card, dll dengan konsumen mereka, dan sebagainya.
(Executive Guides: Business To Customer www.netessence.com.cy)
j. E-bisnis adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan bisnis yang dijalankan pada
internet, atau penggunaaan teknologi internet untuk meningkatkan produktivitas dan
keutungan dari suatu bisnis. (http://www.wisegeek.com/what-is-ebusiness.htm)
Berdasarkan beberapa definisi e-bisnis yang dikemukakan di atas, kita dapat
menggabungkannya ke dalam suatu definisi e-business yang utuh dengan melihat kesamaan dari
setiap definisi tersebut dan menggabungkannya. Kesamaan tersebut dapat kita lihat dari
beberapa sudut pandang, yaitu pelaku e-business, alat atau media atau sumber daya yang
digunakan, objek atau kegiatan yang menjadi sasaran, tujuannya, dan keuntungan yang
diberikan. Hasilnya sebagai berikut:
• Pelaku E-Business
Organisasi, konsumen, perusahaan, supllier, pekerja, rekan bisnis
• Alat/Media/Sumber Daya yang Digunakan
Teknologi informasi dan komunikasi
Komputer, data yang telah terkomputerisasi
internet
• Kegiatan Sasaran
Kegiatan bisnis
Proses bisnis utama
Pembelian, penjualan,pelayanan, transaksi
Operasi bisnis utama
• Tujuan
Koordinasi, Komunikasi, dan Pengelolaan organisasi
Transformasi proses bisnis
Sharing informasi
• Keuntungan
- Pendekatan yang aman, fleksibel, dan terintegrasi
- Memberikan nilai bisnis yang berbeda
- Efisien
- Peningkatan produktivitas dan keutungan
Dengan demikian, maka akan dengan mudah mendefinisikan e-bisnis dalam satu arti utuh, yaitu:
E-bisnis adalah penggunaan teknologi informasi dan komunikasi oleh organisasi, individu,
atau pihak-pihak terkait untuk menjalankan dan mengelola proses bisnis utama sehingga
dapat memberikan keuntungan—dapat berupa berupa keamanan, fleksibilitas, integrasi,
optimasi, efisiensi, atau/dan peningkatan produktivitas dan profit.
Contoh: Harian Kompas yang juga memiliki e-bisnis Kompas Online. Kompas menjalankan
proses bisnis utamanya berupa penyediaan berita dan distribusinya, tidak lagi hanya melalui
media cetak saja tetapi juga melalui internet. Keutungan yang dapat diberikan Kompas online
dapat diakses oleh seluruh penduduk di Indonesia (bahkan dunia), up to date, memangkas
biaya kertas, dapat diakses 24 jam, dll.

4        Aplikasi di bidang pendidikan, Contohnya adalah e-learning (distance learning).

1. Pengertian
      E-Learning atau electronic learning kini semakin dikenal sebagai salah satu cara untuk mengatasi masalah pendidikan, baik di negara-negara maju maupun di negara yang sedang berkembang. Banyak orang menggunakan istilah yang berbeda-beda dengan e-learning, namun pada prinsipnya e-learning adalah pembelajaran yang menggunakan jasa elektronika sebagai alat bantunya.
e-Learning memang merupakan suatu teknologi pembelajaran yang yang relatif baru di Indonesia. Untuk menyederhanakan istilah, maka electronic learning disingkat menjadi e-learning. Kata ini terdiri dari dua bagian, yaitu ‘e’ yang merupakan singkatan dari ‘electronica’ dan ‘learning’ yang berarti ‘pembelajaran’. Jadi e-learning berarti pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perangkat elektronika. Jadi dalam pelaksanaannya e-learning menggunakan jasa audio, video atau perangkat komputer atau kombinasi dari ketiganya.

2.        Teknologi Pendukung E-Learning
                        Dalam prakteknya e-learning memerlukan bantuan teknologi. Dalam perkembangannya, komputer yang paling populer dipakai sebagai alat bantu pembelajaran secara electronic, karena itu dikenal dengan istilah:
• computer based learning (CBL) yaitu pembelajaran yang sepenuhnya menggunakan komputer; dan
• computer assisted learning (CAL) yaitu pembelajaran yang menggunakan alat bantu utama komputer.
                        Saat pertama-tama komputer mulai diperkenalkan khususnya pada pembelajaran, maka ia menjadi dikenal atau populer di kalangan anak didik. Bisa dimengerti karena berbagai variasi teknik mengajar bisa di buat dengan bantuan komputer tersebut.
                        Setelah itu teknologi pembelajaran terus berkembang. Namun pada prinsipnya teknologi tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
• Technology based learning, dan
• Technology based web-learning.
                        Technology based learning ini pada prinsipnya terdiri dari Audio Information Technologies (radio, audio tape, voice mail telephone) dan Video Information Technologies (misalnya: video tape, video text, video messaging). Sedangkan technology based web-learning pada dasarnya adalah Data Information Technologies (misalnya: bulletin board, Internet, e-mail, tele-collaboration).
                        Dalam pelaksanaan pembelajaran sehari-hari, yang sering dijumpai adalah kombinasi dari teknologi yang dituliskan di atas (audio/data, video/data, audio/video). Teknologi ini juga sering di pakai pada pendidikan jarak jauh (distance education), dimasudkan agar komunikasi antara murid dan guru bisa terjadi dengan keunggulan teknologi e-learning ini.
3.    E-Learning untuk Online Course
   Salah satu rekomendasi Deklarasi Dakar tentang 10 tahun evaluasi pelaksanaan Education for All adalah bagaimana memanfaatkan ICT untuk pendidikan jarak jauh agar mereka yang menginginkan pendidikan bisa lebih banyak yang dijangkau. Pembelajaran atau pendidikan jarak jauh yang menggunakan teknologi informasi untuk keperluan ini disebut online course atau ada pula yang menyebut virtual campus. Cara ini lebih banyak mengandalkan alat bantu teknologi informasi apakah teknologi cetak, audio, video atau komputer.
   Salah satu ciri dari pembelajaran jarak jauh adalah terpisahnya secara fisik antara guru dan siswa sehingga diperlukan alat bantu ajar melalui teknologi informasi tersebut. Untuk teknologi pendidikan yang berbasis web atau web base learning bisa menggunakan alat bantu ajar yang disebut dengan course tool. Software ini bisa dibeli di berbagai tempat dengan relatif mudah, antara lain WebCT, Blackboard, Intralearn, learning space, dsbnya.
4.    Faktor yang dipertimbangkan sebelum memanfaatkan E-Learning
               Ahli-ahli pendidikan dan internet menyarankan beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum seseorang memilih internet untuk kegiatan pembelajaran (Bullen, 2001; Hartanto dan Purbo, 2002; Soekartawi et.al, 1999; Yusup Hashim dan Razmah, 2001) antara lain:
   a. Analisis Kebutuhan (Need Analysis)
   Dalam tahapan awal, satu hal yang perlu dipertimbangkan adalah apakah memang memerlukan e-learning. Untuk menjawab pertanyaan ini tidak dapat dijawab dengan perkiraan atau dijawab berdasarkan atas saran orang lain. Sebab setiap lembaga menentukan teknologi pembelajaran sendiri yang berbeda satu sama lain. Untuk itu perlu diadakan analisis kebutuhan atau need analysis. Kalau analisis ini telah dilaksanakan dan jawabannya adalah membutuhkan atau memerlukan e-learning, maka tahap berikutnya adalah membuat studi kelayakan (Soekartawi, 1995), yang komponen penilaiannya adalah:
• Apakah secara teknis dapat dilaksanakan (technically feasible). Misalnya apakah jaringan Internet bisa dipasang, apakah infrastruktur pendukungnya, seperti telepon, listrik, komputer, tersedia, apakah ada tenaga teknis yang bisa mengoperasikannya tersedia;
• Apakah secara ekonomis menguntungkan (economically profitable); misalnya apakah dengan e-learning kegiatan yang dilakukan menguntungkan atau apakah retrun on investment (ROI)-nya lebih besar dari satu; dan
• Apakah secara sosial penggunaan e-learning tersebut diterima oleh masyarakat (socially acceptable).
b. Rancangan Instruksional
       Dalam menentukan rancangan instruksional ini perlu dipertimbangkan aspek-aspek (Soekartawi, et al, 1999; Yusup Hashim and Razmah, 2001):
• Course content and learning unit analysis, seperti isi pelajaran, cakupan, topik yang relevan dan satuan kredit semester.
• Learner analysis, seperti latar belakang pendidikan siswa, usia, seks, status pekerjaan, dsb-nya.
• Learning context analysis, seperti kompetisi pembelajaran apa yang diinginkan hendaknya dibahas secara mendalam di bagian ini.
• Instructional analysis, seperti bahan ajar apa yang dikelompokan menurut kepentingannya, menyusun tugas-tugas dari yang mudah hingga yang sulit, dsb-nya.
• State instructional objectives. Tujuan instruksional ini dapat disusun berdasarkan hasil dari analisis instruksional.
• Construct criterion test items. Penyusunan test ini dapat didasarkan dari tujuan instruksional yang telah ditetapkan.
• Select instructional strategy. Strategi instruksional dapat ditetapkan berdasarkan fasilitas yang ada.
c. Tahap Pengembangan
       Berbagai upaya dalam rangka pengembangan e-learning bisa dilakukan mengikuti perkembangan fasilitas ICT yang tersedia. Hal ini terjadi karena kadang-kadang fasilitas ICT tidak dilengkapi dalam waktu yang bersamaan. Begitu pula halnya dengan prototype bahan ajar dan rancangan instruksional yang akan dipergunakan terus dikembangkan dan dievaluasi secara kontinue.
d. Pelaksanaan
       Prototype yang lengkap bisa dipindahkan ke komputer (LAN) dengan menggunakan format tertentu misalnya format HTML. Uji terhadap prototype hendaknya terus menerus dilakukan. Dalam tahapan ini seringkali ditemukan berbagai hambatan, misalnya bagaimana menggunakan management course tool secara baik, apakah bahan ajarnya benar-benar memenuhi standar bahan ajar mandiri (Jatmiko, 1997).
e. Evaluasi
       Sebelum program dimulai, ada baiknya dicobakan dengan mengambil beberapa sampel orang yang dimintai tolong untuk ikut mengevaluasi.
       Proses dari kelima tahapan diatas diperlukan waktu yang relatif lama, karena prototype perlu dievaluasi secara terus menerus. Masukan dari orang lain atau dari siswa perlu diperhatikan secara serius. Proses dari tahapan satu sampai lima dapat dilakukan berulang kali, karena prosesnya terjadi terus menerus.
5.      Akhirnya harus pula diperhatikan masalah-masalah yang sering dihadapi sebagai berikut:
• Masalah akses untuk bisa melaksanakan e-learning seperti ketersediaan jaringan internet, listrik, telepon dan infrastruktur yang lain.
• Masalah ketersediaan software (piranti lunak). Bagaimana mengusahakan piranti lunak yang tidak mahal.
• Masalah dampaknya terhadap kurikulum yang ada.
• Masalah skill and knowledge.
• Attitude terhadap ICT
          Oleh karena itu perlu diciptakan bagaimana semuanya mempunyai sikap yang positif terhadap ICT, bagaimana semuanya bisa mengerti potensi ICT dan dampaknya ke anak didik dan ke masyarakat. Sehingga penggunaan teknologi baru bisa mempercepat pembangunan.

5.      Aplikasi dibidang perbankan. (E-Banking)
            Bank menyediakan layanan Electronic Banking atau E-Banking untuk memenuhi kebutuhan Anda akan alternative media untuk melakukan transaksi perbankan, selain yang tersedia di kantor cabang dan ATM. Dengan Electronic Banking, Anda tidak perlu lagi membuang waktu untuk antri di kantor-kantor bank atau ATM, karena saat ini banyak transaksi pebankan dapat dilakukan dimanapun, dan kapanpun dengan mudah dan praktis melalui jaringan elektronik, seperti internet,handphone, dan telepon.
Contohnya adalah transfer dana antar rekening maupun antar bank, pembayaran tagihan, pembelian pulsa isi ulang, ataupun pengecekan mutasi dan saldo rekening.
A.  Pengertian Internet Banking
     Internet Banking pada dasarnya merupakan gabungan dua istilah dasar yaitu Internet dan Banking (bank). Internet Banking adalah suatu cara baru untuk melakukan transaksi perbankan dengan menggunakan media internet sebagai media melakukan transaksi, baik itu untuk cek saldo, pengiriman uang, lihat mutasi rekening, penerimaan uang dan sebagainya. Internet banking merupakan salah satu aplikasi dari E-Banking, E-Banking atau Electronic Banking merupakan layanan perbankan yang menggunakan media elektronik sebagai perantaranya. Tujuan dari Electronic Banking adalah sebagai sarana penyediaan multi channel dan juga dapat menghemat biaya transaksi bank, nasabah lebih bebas, mudah, dan memberikan keamanan bertransaksi 24 jam sehari dimanapun nasabah berada. Fasilitas electronic banking yang ditawarkan dewasa ini dibagi menjadi 3 (tiga) bagian dan masing-masing bagian memiliki sistem kerja yang menggunakan media yang berbeda. Masing-masing bagian memiliki kelebihan tersendiri. Mengenai fasilitas yang ditawarkan dari masing-masing media electronic banking, seperti dari Media Internet Banking, Mobile Banking, ATM dan media lainnya yang menggunakan fungsi elektronik. 


     Arsitektur dari sistem Internet Banking yang aman menggunakan filosofi pengamanan berlapis. Dalam hal ini sistem dibagi menjadi beberapa level (tier). Secara garis besar, sistem dapat dibagi menjadi dua bagian: front-end (yang berhubungan dengan nasabah) dan back-end (yang berhubungan dengan bank). Pada sisi front end dapat ditingkatkan pengetahuan nasabah tentang pengamanan “User Id” dan “PIN” serta identitas pribadi yang digunakan dalam akses kepada bank. Pada sisi back-end merupakan hal terpenting. Implementasi di sisi back-end harus dapat memenuhi aspek-aspek yang disyaratkan. Perlu diingat pada bagian back-end ini pengamanan juga harus meliputi pengamanan kemungkinan terjadinya fraud yang dilakukan oleh orang dalam. Pengamanan biasanya menggunakan komponen standar seperti firewall sebagai pagar untuk menghadang usaha untuk masuk ke sistem. Firewall juga bersifat sebagai deterant bagi orang yang ingin coba-coba. Intrusion Detection System (IDS) sebagai pendeteksi adanya aktivitas yang sudah terjadi/dilanggar. Network monitoring tools sebagai usaha untuk mengamati kejahatan yang dilakukan melalui jaringan dikarenakan layanan Internet Banking dapat dilakukan dari mana saja melalui network. Log processor dan analysis untuk melakukan pendeteksi dan analisa terhadap kegiatan yang terjadi di sistem.
Selain pengamanan pada sistem perlu juga dilakukan suatu pencegahan resiko kualitatif dengan cara-cara sebagai berikut : Pencegahan (prevent) Jika peluang dan dampak dinilai tinggi. Pengendalian (control) Jika peluang tinggi tetapi dampaknya rendah asuransi Jika peluang rendah tetapi dampaknya tinggi. Serta diabaikan4 jika peluamg dan dampaknya dinilai rendah.
     Kepastian keamanan dan kenyamanan dalam melakukan transaksi secara elektronik harus terus ditingkatkan oleh bank yang menyediakan fitur layanan ini. Karena tanpa adanya rasa aman dan nyaman bagi nasabah bukan tidak mungkin fitur layanan ini atau bahkan bank yang bersangkutan akan ditinggalkan oleh nasabahnya. Selain itu adanya bantuan yang disediakan oleh pihak bank seperti call center, yang beroperasi selama 24 jam akan dapat membantu serta memudahkan nasabah dalam melakukan transaksi elektronik jika nasabah tersebut kesulitan dalam melakukan transaksinya.
Praktek internet banking ini jelas akan mengubah strategi bank dalam berusaha. Setidaknya ada faktor baru yang bisa mempengaruhi pengkajian suatu bank untuk membuka cabang baru atau menambah ATM. Internet banking memungkinkan nasabah untuk melakukan pembayaran-pembayaran secara online. Internet banking juga memberikan akomodasi kegiatan perbankan melalui jaringan komputer kapan saja dan dimana saja dengan cepat, mudah dan aman karena didukung oleh sistem pengamanan yang kuat. Hal ini berguna untuk menjamin keamanan dan kerahasian data serta transaksi yang dilakukan oleh nasabah. Selain itu, dengan internet banking, bank bisa meningkatkan kecepatan layanan dan jangkauan dalam aktivitas perbankan. Dalam perkembangan teknologi perbankan seperti internet banking, pihak bank harus memperhatikan aspek perlindungan nasabah khususnya keamanan yang berhubungan dengan privasi nasabah. Keamanan layanan online ada empat, yaitu keamanan koneksi nasabah, keamanan data transaksi, keamanan koneksi server, dan keamanan jaringan sistem informasi dari server. Selain itu, aspek penyampaian informasi produk perbankan sebaiknya disampaikan secara proporsional, artinya bank tidak hanya menginformasikan keunggulan atau kekhasan produknya saja, tapi juga sistem keamanan penggunaan produk yang ditawarkan.

B. Cara Kerja Internet Banking
     Fungsi penggunaannya mirip dengan mesin ATM dimana sarananya saja yang berbeda, seorang nasabah dapat melakukan aktifitas pengecekan saldo rekening, transfer dana antar rekening atau antar bank, hingga pembayaran tagihan-tagihan rutin bulanan seperti: listrik, telepon, kartu kredit, dll. Dengan memanfaatkan e-banking banyak keuntungan yang akan diperoleh nasabah terutama apabila dilihat dari banyaknya waktu dan tenaga yang dapat dihemat karena e-banking jelas bebas antrian dan dapat dilakukan dari mana saja sepanjang nasabah memiliki sarana pendukung untuk melakukan layanan e-banking tersebut.
     Pengamanan internet banking berupa pemakaian sistem firewall untuk pembatasan akses. Pengamanan berlapis ini, tentu saja ditambah dengan keamanan yang dipunyai oleh setiap nasabah berupa identitas pengguna (user ID) dan PIN. Ditambah lagi dengan program Secure Sockets Layer (SSL) 3.0 dengan sistem pengacakan 128 bit. Pengaman tersebut oleh bank disesuaikan dengan standar internasional. Berbagai upaya preventif memang telah diterapkan oleh kalangan perbankan di Indonesia yang menyelenggarakan layanan internet banking. Misalnya, dengan diberlakukannya fitur faktor bukti otentik kedua (two factor authentication) yang menggunakan token. Penggunaan token ini akan memberikan keamanan yang lebih tinggi dibandingkan bila hanya menggunakan nama nasabah pengguna layanan internet banking (username), PIN, dan password saja. Akan tetapi dengan adanya penggunaan token ini, tidak berarti transaksi internet banking bebas dari resiko.
     Dalam praktek internet banking terdapat berbagai macam serangan atau ancaman bagi pihak pengguna dan penyedia layanan internet banking. Contohnya serangan seperti man in the middle attack dan trojan horses dapat mengganggu keamanan layanan. Gambaran umum dari aktifitas yang sering disebut man in the middle attack yaitu penyerang membuat sebuah website dan membuat nasabah pengguna layanan internet banking atau user masuk ke website tersebut. Agar berhasil mengelabui user, website tersebut harus dibuat semirip mungkin dengan website bank yang sebenarnya. Kemudian user memasukkan password-nya, dan penyerang kemudian menggunakan informasi ini untuk mengakses website bank yang sebenarnya. Untuk mengecoh token, penyerang dapat mengirimkan challenge-response kepada user sebelum melakukan transaksi illegal. Sedangkan, trojan horses adalah program palsu dengan tujuan jahat, yang disusupkan kepada sebuah program yang umum dipakai. Di sini para penyerang meng-install trojan kepada komputer user. Ketika user mulai login ke website banknya, penyerang menumpangi sesi tersebut melalui trojan untuk melakukan transaksi yang diinginkannya.   Untuk mencegah serangan-serangan tersebut, bank penyedia layanan internet banking perlu melakukan sosialisasi aktif dan intensif kepada para nasabahnya mengenai penggunaan layanan jasa internet banking yang baik dan aman. Berikut cara kerja internet banking:
1. Akun bank link ke database internet banking terus dari situ dibuatin namanya user name dan passowrd yang dilink ke account bank. Misalnya: akun bank number: 123456 dilink ke username : user sama passwordnya. Jadi ketika konek ke internet banking informasinya diambil dari database account banknya.
2. Setelah proses pembuatan user dan link account bank sekarang Token Pinya yang di linkan. Menurut pemikiranku setiap token punya rumus pengacakan yang berbeda-beda. Nah rumus pengacakan ini diberi sebuah kode yang ditempel di belakang Token Pin.
3. Kemudian setelah token jadi dimasukin rumus ke dalam database internet banking rumus pengacakan itu dan dilinkan dengan kode Token Pin. Untuk databasenya bisa dari database internet banking atau dari database pembuat tokenya. Jadi kalau digambarkan misal gini: Rumus Kode Token Pin jumlah digit/10*2 ABC-123 nah hasil dari pengacakan ini tentunya ada banyak sekali bisa jutaan, aku kurang ngerti gimana cara kerja generate key tapi gambaranya sih kayak gitu.
4. Lalu Kode Token Pin di linkan ke account bank. Misal User name admin di linkan ke kode Token Pin ABC-123.
5. Jadi ketika aplikasi meminta code hasil pengacakan misal dari kode 654321 maka applikasi akan mencari rumus pengacakan pada account yang bersangkutan misal akun admin. kemudian mencari rumus pengacakanya misal jumlah digit/10*2 dan token Pin juga mengacak menggunakan rumus yang sama. Nah ketika dimasukan angkanya ke dalam applikasi akan dilakukan pencocokan hasil pengacakanya. Misal dari token keluar angka 45678 nah applikasi internet banking melakukan generate juga dan tentunya menghasilkan banyak sekali angka. dari banyak hasil angka itu lalu dicocokan.